Jamu merupakan salah satu jenis obat tradisional yang masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini. Ada yang mengkonsumsi produk-produk jamu yang telah dijual di pasaran ataupun dengan cara menanam TOGA (Tanaman Obat Keluarga) di halaman atau pekarangan rumah untuk konsumsi sendiri. Konsumsi obat tradisional seperti jamu dipercaya lebih aman daripada menggunakan obat-obatan. Banyaknya minat masyarakat pada konsumsi obat tradisional menjadikan banyaknya pula profesi yang menyediakan klinik ataupun toko obat tradisional di Indonesia.
Dalam upaya peningkatan keterampilan tenaga kefarmasian, seminar dan workshop herbalis dasar diadakan oleh Pengurus Cabang PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) Cilacap. Seminar dan workshop ini diadakan di hotel Fave Cilacap pada tanggal 14 Agustus 2022. Keterampilan dalam bidang obat herbal ini bagi tenaga kefarmasian sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita lebih terarah dalam pembuatan dan konsumsi obat herbal dengan dosis yang tepat pula.
Seminar dan workshop herbalis dasar ini mengundang tiga pembicara yang salah satunya adalah dosen D3 Farmasi Universitas Muhadi Setiabudi, Bapak apt. Rifqi Ferry Balfas, M.Farm., CHerbs, CT. Dua pembicara lainnya adalah Bapak apt. Sudrajat Sugiharta, M.Farm., CHerbs dan apt. Walid Ardiansyah, S.Farm, CHerbs, CPS, CPT, CAK. Acara ini diikuti oleh tenaga kefarmasian di wilayah Cilacap dan sekitarnya.
Seminar dan workshop ini membahas tentang FROTI (Formularium Obat Tradisional Indonesia) dan pelatihan pembuatan seduhan herbal yang sesuai dengan FROTI. Para peserta langsung mempraktekkan membuat seduhan herbal yang dipandu oleh para pembicara mulai dari menimbang simplisia herbal, menumbuk, dan menyeduh. Takaran setiap simplisia dan waktu penyeduhan adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan seduhan herbal sehingga dapat bermanfaat secara maksimal untuk tubuh. Para peserta terlihat sangat antusias dalam praktek pembuatan seduhan herbal ini. Banyak ilmu-ilmu bermanfaat yang diperoleh dalam workshop ini.