Brebes, 18 Juli – 26 Agustus 2024 – Desa Dukuhlo, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, menjadi pusat perhatian dalam upaya penanggulangan stunting melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Program ini dipimpin oleh Rifatul Masrikhiyah, S.TP., M.Gizi, selaku dosen pembimbing lapangan, bersama dengan mahasiswa KKN yang diketuai oleh Septiar sebagai koordinator desa.
Brebes, yang dikenal sebagai salah satu kabupaten dengan angka stunting tertinggi di Jawa Tengah, mencatat prevalensi stunting sebesar 29,1% pada tahun 2022. Angka ini menjadikan Brebes sebagai kabupaten dengan angka stunting tertinggi di provinsi tersebut, meningkat dari 26,3% pada tahun sebelumnya. Kecamatan Bulakamba, tempat Desa Dukuhlo berada, menjadi daerah dengan angka stunting tertinggi di Brebes.
Program KKN ini berfokus pada edukasi masyarakat tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan, yaitu masa krusial dari kehamilan hingga anak berusia dua tahun, dalam mencegah stunting. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi sosialisasi, edukasi, pendampingan keluarga, pemeriksaan kesehatan, dan distribusi makanan tambahan bergizi.
Tim KKN memulai kegiatan dengan sosialisasi kepada perangkat desa dan masyarakat setempat, dilanjutkan dengan edukasi langsung melalui seminar dan penyuluhan di posyandu. Pendampingan keluarga dilakukan secara intensif, terutama kepada ibu hamil dan balita, untuk memastikan mereka mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang. Selain itu, pemeriksaan kesehatan rutin diadakan bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk memantau kesehatan ibu hamil dan balita, serta mendeteksi dini risiko stunting.
Distribusi makanan tambahan bergizi juga dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dan anak-anak balita di Desa Dukuhlo. Program ini mendapat respon positif dari masyarakat, yang semakin sadar akan pentingnya 1000 hari pertama kehidupan dalam mencegah stunting.
Program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang efektif dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Brebes dan menjadi contoh bagi daerah lain yang menghadapi masalah serupa. Upaya ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat dapat membawa perubahan nyata dalam peningkatan kesehatan anak-anak Indonesia.